Rabu, 01 Juli 2020

Akhirnya tiba di waktu yang selalu aku takutkan

Akhirnya tiba juga waktu yang selalu aku takutkan
Aku yang bodoh tidak bisa membaca pikiranmu
Pantas ketika pertemuan di rumahku, rumah yang kurancang untuk tinggal bersamamu,
Seolah pikiranmu sedang lari kemana-mana

Begitu pula ketika kita liburan bersama,
Aku gagal memahami kaburnya pikiranmu,
Aku selalu takut kehilangan kamu
Aku selalu tidak mau membahas perpisahan kita

Aku terlalu mencintaimu
Aku terlalu jatuh pada senyummu, pada renyahnya suara tawamu
Aku terlalu ingin kamu yang menemaniku seumur hidupku

Namun tidak dengan kamu, ternyata bukan aku yang kamu impikan
Ternyata aku tidak pernah ada di skenario hidupmu
Ternyata memang kamu merencanakan untuk membiarkanku hancur sendirian

Sekarang kamu sudah punya rumah baru
Sudah bahagia dan dengan teganya meninggalkan aku runtuh sendirian
Dulu kita yang sedekat nadi, kini sejauh matahari

Bila suatu saat yang entah kapan itu,
Bahkan hampir mendekati kemustahilan kamu membaca kata-kata ini
Kamu harus tahu,
Kamu telah menghancurkan aku sedemikian rupa,

Tapi lagi-lagi, aku tidak akan pernah bisa membenci kamu
Terlalu besar rasa cinta aku buat kamu
Semoga suatu saat kamu menyadarinya, walaupun mustahil

Akhirnya tiba juga di waktu yang aku selalu takutkan